Pusaran

Kita berjumpa, dan menyadari bahwa kita saling cinta. Lalu kita menjadi dekat dan menikmati momen-momen berdua. Kemudian salah satu dari kita melakukan kesalahan, dan yang lain menjadi bosan. Kau mendekatiku, aku menjauh; aku mendekatimu, kau pun acuh. Dan kita sama-sama diam dalam kecewa; sama-sama ilfil; dan jarak diantara kita menjadi teman yang menenangkan. Kita tak lagi sibuk memikirkan satu sama lain...

Hingga kemudian dalam suatu masa kita berjumpa lagi, bercakap-cakap, dan kita menyadari bahwa kita saling cinta. Lalu kita dekat lagi sampai salah satu melakukan hal yang mengecewakan, dan kita pun kembali jauh.. Lalu kita berjumpa lagi dan sadar bahwa kita masih saling cinta. Lalu kita dekat dan menjadi jauh lagi.. Begitu terus, berulang kali tak pernah habis. Kita terjebak dalam pusaran cinta yang tak berakhir..

Mungkin, kita hanya tak cukup dewasa untuk bertahan ketika cinta menjadi begitu mengecewakan; atau tak cukup setia ketika cinta sedang menunjukkan borok dan cacatnya; atau kita tak cukup tulus untuk menerima cinta dengan segala tetek bengeknya; atau kita terlalu khawatir bahwa cinta ini tak cukup menghidupi kehidupan kita..

Jika memang perlu 99 kali masa perputaran ini berlalu hingga kita menjadi cukup dewasa, cukup setia, cukup tulus, dan cukup berani untuk saling mencintai, biarlah itu terjadi..
Meskipun waktu yang berlalu tak akan mampu menipu kehidupan: rambut akan memutih, kulit akan mengkerut, dan otot tak sekuat dulu lagi; namun cinta tak akan habis diputar zaman..

Kita berjumpa, dan kita sadar bahwa kita saling cinta. Hingga tiba masanya bahwa kita tidak akan pernah berjumpa, dan kita sadar bahwa kita ternyata saling cinta. Selalu saling cinta...


Batam, 29 Maret 2016, 22:38 waktu HP.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Liturgi Ibadah Sabtu Sunyi 2016

Holla!!

Jangan