Orang Tua dan Orang Muda
Acapkali orang tua dan orang muda bertengkar, bertengkar dengan rupa-rupa alasan.
“orang tua terlalu lamban” kata yang muda. “orang muda
terlalu gegabah”, kata yang tua.
“orang muda tak menjamin kreatifitas dan inovasi”.
”tua juga tak menjamin kebijaksanaan”, ketus si muda.
“anak muda zaman sekarang ini lemah dan manja, malas
apalagi”,
“orang tua ini tak belajar bahwa dunia berubah. Tak
berkembang!”.
“orang tua ini sok benar!”, “anak muda ini sok tahu!”.
Acapkali, orang muda lalai untuk bisa menghormati orang tua.
Ini sama jeleknya dengan orang tua yang lalai untuk memberi teladan yang baik
bagi orang muda.
Acapkali, pertengkaran terjadi karena kedua tuntutan
tersebut tak terpenuhi: orang tua tak mendapat sikap hormat yang sepantasnya;
pun juga orang muda tak mendapat contoh laku yang diharapkan.
Sesungguhnya, hanya perlu kerendahan hati dan kejujuran diri
untuk mengakui bahwa “kita” sebagai manusia acapkali lalai baik untuk menjadi
teladan maupun juga untuk menghormati orang lain. Dengan adanya kerendahan hati
dan kejujuran diri, orang tua dan orang muda dapat hidup dalam harmoni.
Karena pada masanya, orang tua pernah menjadi muda, dan
orang muda akan menjadi tua. Fase hidup itu akan di alami oleh setiap manusia.
Dan hanya manusia yang mau jujur dan rendah hati lah yang bisa menjadi manusia
bagi manusia lain.
Kos Purwacaraka,
Penghujung Mei 2015. 10.16
(di tengah-tengah penulisan Makalah Akhir Etika Profesi,
sembari revisi-revisi bab 4 Skripsi).
Komentar
Posting Komentar